Dasar Menulis: Kata, Kalimat, dan Paragraf

Semua orang bisa menulis. Paling sederhana menulis status di WhatsApp dan Facebook, atau sekadar menulis keterangan foto yang diunggah di Instagram. Tulisan bisa menggunakan kata, kalimat, dan bentuk paragraf sesukanya. Menulis secara personal memang sangat bebas tidak harus sesuai dengan suatu aturan penulisan tertentu. Berbeda jika ingin menulis formal, apalagi menulis untuk keperluan akademik, terdapat berbagai kaidah baku yang harus diikuti.

Tulisan ini membahas pemilihan kata, penulisan kalimat, dan penyusunan paragraf dalam konteks penulisan personal, formal, maupun akademik. Penulisan personal adalah sebagaimana anda menulis status atau menulis blog dengan gaya personal. Penulisan formal biasanya digunakan oleh para jurnalis untuk menulis berita atau oleh para blogger profesional untuk menulis artikel populer. Sedangkan penulisan akademik digunakan oleh para akademisi untuk menulis berbagai karya ilmiah seperti makalah, laporan penelitian, atau artikel jurnal.

Ketiga konteks penulisan dibahas supaya dapat memberikan gambaran besar dan perbedaan di antara ketiganya. Pemilihan kata, penulisan kalimat, dan penyusunan paragraf merupakan hal paling mendasar yang perlu dipelajari supaya dapat menulis dengan baik. Jika hal tersebut sudah dikuasai, anda akan dapat membuat tulisan yang enak dibaca dan mudah dipahami sesuai dengan tujuan dan konteks penulisan.

Beberapa strategi dalam tulisan ini saya sarikan dari pengalaman pribadi selama belajar menulis, dan terutama ketika mengikuti berbagai pelatihan bahasa Inggris untuk keperluan akademik, yang biasa disebut dengan english for academic purposes. Adaptasi strategi penulisan dari bahasa Inggris saya lakukan karena ternyata rumusan yang digunakan jauh lebih sederhana dan mudah dipahami daripada teori yang diambil dari Bahasa Indonesia. Tidak ketinggalan, penjelasan materi dalam tulisan juga dilengkapi dengan contoh nyata.

Semoga tulisan ini dapat bermanfat bukan hanya sebagai landasan teoretis tetapi juga landasan praktis bagi siapa saja yang sedang belajar menulis baik dalam gaya personal, formal, maupun akademik.

Pemilihan kata sangat menentukan rasa tulisan. Perihal pilihan kata yang tepat dan selaras untuk menulis kalimat sesuai dengan tujuan dan konteks penulisan disebut dengan diksi. Antara penulisan personal, formal, dan akademik, diksi yang digunakan bisa sangat berbeda meskipun dimaksudkan untuk mengungkapkan atau menggambarkan hal yang sama.

Sebagai contoh, coba cermati tiga kalimat di bawah ini:
Ibu guru sedang ngobrol-ngobrol dengan kepala sekolah.
Ibu guru sedang berbincang-bincang dengan kepala sekolah.
Ibu guru sedang berdiskusi dengan kepala sekolah.

Berbeda satu kata saja dapat merubah rasa dari kalimat. Antara ngobrol-ngobrol, berbincang-bincang, dan berdiskusi, ketiganya sama-sama menggambarkan proses bertukar informasi antara ibu guru dengan kepala sekolah. Namun, kata ngobrol-ngobrol terasa lebih personal, kata berbicara terasa lebih formal, sedangkan kata berdiskusi terasa lebih akademik.

Jika dalam bahasa Inggris sangat mudah untuk menemukan klasifikasi kelas kata karena bahasa Inggris sendiri sudah jelas terbagai menjadi dua, yaitu general English dan academic English. Selain itu, terdapat banyak kamus yang khusus berisi kumpulan kosa kata akademik atau academic words. Pada bahasa Indonesia, sepertinya belum ada kamus khusus seperti itu, jadi anda sendiri yang harus cermat mempertimbangkan diksi yang akan digunakan jika ingin menulis lebih formal atau akademik.

Contoh sederhana lainnya, seperti kata ganti orang pertama: gue, aku, dan saya, yang memiliki rasa tersendiri jika dipakai pada sebuah kalimat. Gue dan aku terasa sangat personal, sedangkan saya terasa lebih formal. Lalu bagaimana untuk penulisan akademik?

Pada penulisan akademik, kata ganti personal baik orang pertama, kedua, atau ketiga sebaiknya dihindari dengan mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif dan menghilangkan kata gantinya. Misalkan, “saya melakukan penelitian ini untuk mendeskripsikan . . .”, maka sebaiknya ditulis seperti ini: “penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan . . .”

Jadi, silakan dilihat dan dipertimbangkan kembali diksi dalam tulisan anda selama ini; apakah cenderung personal, lebih formal, atau bahkan sangat akademik?

Menulis kalimat yang baik sesuai dengan Subjek, Prediket, Objek, dan Keterangan (SPOK) sudah dipelajari sejak di bangku Sekolah Dasar (SD). Apakah anda masih ingat?

Jika masih ingat, berarti baru saja anda membayangkan sebuah kalimat sederhana atau tunggal yang setidaknya terdiri dari subjek dan predikat, seperti “saya membaca” atau yang lebih lengkap “saya membaca tulisan di blog.” Namun, yang selama ini jarang dipraktekkan dalam menulis, bahwa juga terdapat aneka bentuk kalimat majemuk yang perlu diterapkan dalam tulisan anda supaya tidak monoton dan lebih menarik untuk dibaca.

Terdapat 4 macam kalimat majemuk: setara, rapatan, bertingkat, dan campuran. Jujur saja, saya sendiri tidak pernah menerapkan keempat rumusan kalimat majemuk tersebut karena cukup rumit. Saya justru selalu menggunakan rumus yang saya dapat ketika belajar bahasa Inggris untuk keperluan akademik yang jauh lebih sederhana.

Selain kalimat sederhana (simple sentence), dalam bahasa Inggris terdapat dua bentuk kalimat lain, yaitu kalimat gabungan (compound sentence) dan kalimat kompleks (complex sentence). Kalimat gabungan dibuat dengan menambahkan salah satu kata dari singkatan FANBOYS: for (untuk), and (dan), nor (maupun), but (tetapi), or (atau), yet (namun), so (sehingga). Sedangkan kalimat kompleks dirangkai dengan menambahkan kata seperti when (ketika), after (setelah), because (karena), since (sejak), although (meskipun), while (sementara), dan lainnya. Supaya lebih jelas, seperti ini contohnya:

Kalimat sederhana:
Saya membaca tulisan di blog.

Kalimat sederhana ini bisa dikembangkan menjadi kalimat gabungan:
Saya membaca tulisan di blog untuk menambah pengetahuan tentang cara menulis kalimat.

Kalimat sederhana tersebut juga bisa dijadikan kalimat kompleks:
Saya membaca tulisan di blog ketika sedang bekerja dari rumah.

Satu lagi, kalimat gabungan dapat disatukan dengan kalimat kompleks yang kemudian disebut sebagai kalimat campuran:
Saya membaca tulisan di blog untuk menambah pengetahuan tentang cara menulis kalimat ketika sedang bekerja dari rumah.

Jadi, anda harus menerapkan variasi kalimat dalam setiap paragraf supaya tulisan tidak monoton dan lebih menarik untuk dibaca. Variasi kalimat ini berlaku untuk penulisan personal, formal, dan akademik. Mari kita simak bagaimana menyusun paragraf dulu, setelah itu akan saya jelaskan penerapan variasi kalimat dalam sebuah paragraf.

Apalagi tentang paragraf, pasti anda sudah sering mendengar penjelasannya. Betul, paragraf adalah kumpulan kalimat yang mempunyai satu kalimat topik (topic sentence) sebagai ide pokok atau gagasan utama (main idea) dan beberapa kalimat penjelas (supporting sentences) sebagai detail yang menjelaskan ide pokok. Dalam kata lain, sering disebut juga bahwa paragraf memiliki satu induk kalimat dan beberapa anak kalimat. Kesimpulan bisa ditambahkan pada setiap akhir paragraf jika dibutuhkan.

Secara umum, paragraf dibagi menjadi dua, yaitu paragraf deduktif dan induktif. Paragraf deduktif meletakkan gagasan utama pada kalimat pertama dalam paragraf dengan penjelasan dari umum ke khusus. Sedangkan paragraf induktif adalah sebaliknya; gagasan utama pada kalimat terakhir dalam paragraf degan penjelasan dari khusus ke umum. Nah, supaya tulisan enak dibaca dan mudah dipahami, sebaiknya gunakan jenis paragraf yang pertama.

Gagasan utama yang terletak pada kalimat pertama dalam sebuah paragraf memudahkan pembaca untuk langsung mendapatkan ide pokok paragraf di awal. Berbeda ketika gagasan utama diletakkan pada kalimat terakhir dalam sebuah paragraf, pembaca harus membaca sampai ujung paragraf dulu baru mendapatkan ide pokoknya. Lantas bagaimana caranya menyusun paragraf yang enak di baca dan mudah dipahami?

Sekarang saatnya menerapkan variasi kalimat dalam sebuah paragraf. Caranya sederhana untuk membuat paragraf yang enak di baca dan mudah dipahami: tulis kalimat topik dalam bentuk kalimat sederhana, baru kemudian lakukan variasi bentuk kalimat pada beberapa kalimat penjelasnya. Jadi, kalimat topik yang berlaku sebagai gagasan utama harus ditulis dalam bentuk sesederhana mungkin. Hindari menggunakan kalimat gabungan dan kompleks untuk menuliskan gagasan utama. Sebaliknya, lakukan aneka variasi kalimat pada beberapa kalimat penjelas dan diperhalus transisinya dengan konjungsi atau kata penghubung. Supaya lebih jelas, mari kita lakukan simulasi paragraf dengan menggunakan beberapa kalimat berikut:

Kalimat topik:
Bekerja dari rumah memiliki kekurangan dan kelebihan.

Beberapa kalimat penjelas:
Bekerja dari rumah menjadikan jadwal kerja tidak begitu jelas.
Karyawan harus membuat jadwal jam kerja sendiri.
Bekerja jadi tidak nyaman bagi yang memiliki rumah sempit.
Bekerja dari rumah justru waktu menjadi lebih fleksibel.
Lebih banyak waktu untuk keluarga.
Menghemat pengeluaran untuk biaya transportasi.
Menghemat biaya operasional kantor.

Apabila dijadikan paragraf yang semua merupakan kalimat sederhana, maka jadinya seperti ini:
Bekerja dari rumah memiliki kekurangan dan kelebihan. Bekerja dari rumah menjadikan jadwal kerja tidak begitu jelas. Karyawan harus membuat jadwal jam kerja sendiri. Bekerja jadi tidak nyaman bagi yang memiliki rumah sempit. Bekerja dari rumah justru waktu menjadi lebih fleksibel. Lebih banyak waktu untuk keluarga. Menghemat pengeluaran untuk biaya transportasi. Menghemat biaya operasional kantor.

Namun, jika anda melakukan variasi bentuk kalimat dan menambahkan beberapa konjungsi, menjadi lebih enak dibaca dan mudah dipahami seperti ini:
Bekerja dari rumah memiliki kekurangan dan kelebihan. Pada satu sisi, bekerja dari rumah menjadikan jadwal kerja tidak begitu jelas sehingga karyawan harus membuat jadwal jam kerja sendiri. Bekerja jadi tidak nyaman bagi yang memiliki rumah sempit. Pada sisi lain, bekerja dari rumah justru waktu menjadi lebih fleksibel dan lebih banyak waktu untuk keluarga. Selain itu, bekerja dari rumah bukan hanya dapat menghemat pengeluaran untuk biaya transportasi tetapi juga menghemat biaya operasional kantor.

Silakan rasakan perbedaannya. Bandingkan antara membaca paragraf yang isinya semua hanya kalimat sederhana dengan paragraph yang berisi variasi kalimat gabungan dan kompleks. Konjungsi yang berfungsi sebagai transisi antar kalimat membuat setiap kalimat dalam paragraf mengalir dengan baik sehingga paragraf enak dibaca dan mudah dipahami.

Satu hal lagi tentang paragraf yang penting disampaikan sebelum tulisan ini saya sudahi. Masih banyak yang kebingungan dalam membuat kalimat topik sebagai gagasan utama dalam paragraf. Baik, cara gampang untuk membuatnya, adalah pastikan anda meletakkan ide pengontrol atau controlling idea pada setiap kalimat topik. Contohnya seperti kalimat topik di atas: “Bekerja dari rumah memiliki kekurangan dan kelebihan”, di sini kekurangan dan kelebihan bekerja dari rumah menjadi ide pengontrolnya. Ada lagi misalnya: “Pencegahan virus Corona dapat dilakukan dengan berbagai cara,” maka di sini berbagai cara pencegahan virus dijadikan pengontrol paragraf sehingga kalimat penjelasnya harus terdiri dari beberapa kalimat yang memberikan informasi apa saja berbagai cara pencegahannya.

Sangat menarik membahas hal mendasar dalam menulis. Sayangnya tulisan ini sudah terlalu panjang dan lebih baik untuk disambung pada lain kesempatan. Apalagi membahas tentang paragraf, sangat tidak cukup hanya dijelaskan dalam satu postingan tulisan. Bahkan, ada satu buku khusus yang membahas tentang bagaimana menulis aneka model paragraf yang baik dan benar sesuai kaidah yang berlaku.

Beberapa dasar menulis yang dijelaskan di sini, sekiranya cukup untuk dijadikan bekal untuk dapat menulis dengan baik dalam konteks personal, formal, maupun akademik. Selebihnya, perlu membiasakan diri untuk memilah dan memilih diksi yang sesuai, menulis aneka variasi kalimat, dan menyusun paragraf yang enak dibaca dan mudah dipahami. Semakin banyak berlatih, semakin terampil menulis.

Apabila terdapat pertanyaan, saran, atau hal lain, silakan dapat ditulis pada kolom komentar. Senang untuk berbagi dan semoga dapat bermanfaat. Selamat belajar menulis.

Published by Imam Fitri Rahmadi

Lecturer at Universitas Pamulang Indonesia | PhD student at Johannes Kepler Universität Linz Austria | awardee of the Indonesia – Austria Scholarship Programme (IASP) managed by OeAD-GmbH | working on User-generated Microgames for Supporting Learning

74 thoughts on “Dasar Menulis: Kata, Kalimat, dan Paragraf

    1. Terima kasih sudah berkunjung dan membaca tulisan.

      Materi di atas justru sangat cocok untuk penulisan yang bukan karya sastra seperti artikel populer, berita, laporan penelitian, dan lain sebagainya.

      Karya sastra seperti novel, cerpen, puisi, pantun, dan lainnya tidak harus mengikuti kaidah di atas. Penulisannya sangat bebas sesuai dengan kreativitas penulis. Namun, dalam penulisan paragraf, pada intinya juga berlaku sama: setiap paragraf yang ditulis mengandung suatu ide pokok yang ingin disampaikan.

      Liked by 1 person

      1. Sungguh hebat ilmu Mas Imam. Kagum dengan ilmunya yg begitu komplek.
        Mohon maaf, saat ini saya hanya menyimak. Karena sebetulnya orang yang baru punya keinginan untuk bisa menulis yang sama sekali belum punya modal ilmunya.
        Terimakasih Mas Imam atas sharing ilmunya

        Like

      2. Sejujurnya saya masih perlu banyak belajar. Terima kasih kembali; senang untuk berbagi. Semoga bisa bermanfaat.

        Menyimak adalah pondasi untuk bisa menulis dengan baik. Sebelum bisa menulis, harus diperbanyak input atau masukan terlebih dulu. Semakin banyak menyimak, semakin banyak modal menulis.

        Pada saatnya nanti, akan sangat mudah untuk menulis jika sudah cukup banyak modal ilmunya.

        Liked by 1 person

  1. Tulisan yang sangat enak dibaca dan menambah wawasan baru buat saya…terima kasih pencerahannya tentang dasar-dasar menulisnya…sedikit bertanya apakah paragraf yang baik itu harus terdira 4 jenis kalimat spt di contohkan di atas?..tks

    Like

    1. Terima kasih sudah berkunjung dan membaca tulisan. Pada setiap paragraf tidak harus selalu terdiri dari 4 jenis kalimat di atas, terlalu banyak variasi kalimat juga tidak baik karena akan membuat bingung pembaca. Menjaga kalimat bervariasi secara seimbang antara kalimat sederhana dengan bentuk kalimat lainnya menjadi kunci supaya tulisan enak dibaca dan mudah dipahami.

      Like

  2. Materi sangat jelas dan menarik,semakin menambah wawasan untuk menulis,apalagi sebagai pemula.Contoh- contoh rangkaian kalimat begitu indah dan sangat jelas.trims

    Liked by 1 person

  3. Dalam menulis,sering terjadi pengulangan kata,bagaimana cara menghindarinya, mohon tips tips selain pengontrol paragraf.trims

    Like

    1. Solusinya: gunakan sinonim, terapkan variasi susunan kata, kemudian tidak perlu mengulang kata yang sama jika sudah diketahui maksudnya. Misalkan kata “inovasi pembelajaram,” yang bisa ditulis dengan berbagai cara:

      Setiap guru harus melakukan inovasi pembelajaran di kelas. Inovasi [*tidak perlu lagi membawa kata “pembelajaran”] yang dilakukan bisa sangat sederhana, seperti merubah susunan bangku, menggunakan aneka warna spidol, membuat alat peraga, dan lainnya. Melakukan hal yang baru dalam proses belajar dan mengajar [*ini sinonim dari inovasi pembelajaran: hal baru=inovasi, belajar dan mengajar=pembelajaran] menjadi tantangan tersendiri bagi guru.

      Seperti itu kurang lebih, semoga dapat membantu.

      Liked by 1 person

  4. Terimakasih kasih atas ilmunya pak imam. Masih haus dengan ilmunya pak imam. Walau panjang terasa singkat, saking asyiknya membaca tulisannya pak imam.
    Salam hormat
    Salam kenal

    Like

    1. Terima kasih sudah berkunjung dan membaca tulisan, Pak Abi. Semoga dapat bermanfaat untuk menulis laporan penelitian, artikel jurnal, bahan ajar, dan lainnya. Senantiasa sehat dan sukses selalu..amiin.

      Like

  5. Sangat jelas dan dapat dimengerti penjelasannya. Terutama untuk saya yang baru mau belajar menulis. Terimakasih, Pak Imam.

    Like

  6. Terimakasih untuk penjelasan yang sudah disampaikan. Saya merasa harus masih banyak belajar bagaimana menulis yang benar.

    Like

  7. Luar biasa penjelasannya, Pak. Terkadang saya masih menulis berdasarkan rasa. Jadinya terkadang mengesampingkan segi tata bahasa. Dengan adanya artikel ini, menjadi pencerahan bagi saya yg masih belajar menulis. Terima kasih.

    Like

    1. Terima kasih sudah berkunjung dan membaca tulisan.

      Tidak masalah, Ibu Theresia, itu tergantung konteks penulisan. Sederhananya, jika ingin menulis fiksi seperti cerpet atau puisi, rasa memang harus dikedepankan. Sebaliknya, jika ingin menulis non-fiksi, logika yang berada di depan.

      Terus semangat dalam belajar menulis sesuai dengan karakter Ibu Theresia.

      Like

  8. Mantab. Setelah membaca artikel saya lebih mendapat pencerahan hal yg mendasar tentang kata, kalimat, dan paragraf, dalam menulis karena saya penulis pemula.

    Semoga Pak Imam sukses dan lancar dalam mengikuti kuliah S3-nya.
    Man jadda wajadda.

    M. Taufiq. Yogyakarta.

    Like

  9. Terima kasih ilmunya.

    Tapi jujur, saya paling susah memahami bahasa.

    Semoga dengan membaca artikel di atas dapat lebih mencerahkan diri saya dalam berbahasa.

    Like

    1. Terima kasih kembali sudah berkunjung dan membaca tulisan.

      Mari pelan-pelan dipejari nanti akan paham juga pada akhirnya.

      Amiin..semoga artikel ini bisa membantu dalam menulis dengan baik.

      Like

  10. Terima kasih Pak Imam, hampir sempurna rasanya dapatin ilmu menulis dengan materi malam ini, semoga berkah dan semoga S3-nya cepat selesai, aamiin.

    Like

  11. Wah sangat simpel dan efektif.
    Terima kasih Pak atas pembelajarannya.
    Semoga kami mampu menulis dan menjadi amalan bagi Bapak.
    Salam.

    Like

  12. Sungguh materi yang sangat baik. Semoga ini dapat menempatkan makna kalimat yang sesungguh dari rangkaian kata-kata yang sesuai.

    Like

  13. Tulisan ini sangat menarik untuk dibaca. Kata-kata yang disajikan mudah untuk dimengerti. Terlebih, sebagai orang yang awam dalam menulis, penting memahami terlebih dahulu dasar menulis kata kalimat dan paragraf. Karena dari hal kecil itulah kita dapat menulis dengan baik.

    Terima kasih Pa Dosen atas ilmu yang sudah diberikan melalui tulisan ini. Sangat bermanfaat!

    Like

    1. Terima kasih sudah berkunjung dan membaca tulisan. Betul, terkait pemilihan kata, penulisan kalimat, dan penyusunan paragraf sangat penting sebagai dasar menulis. Senang mendengar bahwa tulisan sangat bermanfaat.

      Like

Leave a comment